Read more: Cara Membuat Teks Berjalan di Tab dan Navbar Atas | Mas Bugie [dot] com http://www.masbugie.com/2010/04/cara-membuat-teks-berjalan-di-tab-dan.html#ixzz18iaYLJCm

Minggu, 26 September 2010

MAKANAN CINTA BUMI

Pilihan makanan yang kita konsumsi, ternyata bisa berpengaruh terhadap kesehatan bumi. Karena, ada beberapa makanan yang proses pembuatan nggak sehat, sehingga merusak lingkungan. Coba deh atur kembali pola makan kita. Karena dengan dengan mengikuti pola makan berikut ini bukan cuma bumi, badan kita pun juga ikut sehat.

Kurangi makan daging. Karena untuk memelihara sapi atau kambing dibutuhkan berliter-liter air bersih yang digunakan untuk minum, mandi dan membersihkan kandang. Kabarnya untuk 1 kg daging saja, air bersih yang digunakan sebanyak 2.000 galon air.

Banyak makan sayuran dan buah. Karena selain bisa menggemurkan tanah, bercocok tanam sayuran dan buah tidak memerlukan air bersih sebanyak memelihara hewan ternak. Lebih ramah lingkungan, kan?

No pestisida. Selain berbahaya bagi tubuh kita, menggunakan pestisida juga bisa bikin tanah, air bahkan udara sekitarnya jadi tercemar. Jadi, sayuran dan buah organic jelas lebih cinta bumi.

Say yes to produk lokal. Tahu sendiri dong, kalau produk lokal lebih menghemat bahan bakar dan mengurangi CO2 di udara. So, daripada beli bahan makanan import, lebih baik kita belanja di pasar tradisional dekat rumah.

(Legita/Istimewa)
http://gadis.co.id

Jumat, 24 September 2010

Labu Siam Redam Hipertensi



JAKARTA, KOMPAS.com — Air perasan labu siam ternyata bermanfaat. Tekanan darah Trisno dan Endang yang semula melonjak bisa kembali ke angka normal. Padahal, hanya lima hari, setiap pagi dan sore, mereka minum air perasan labu itu. 
Trisno (49) dan Endang (43) sama-sama pengidap hipertensi. Tanpa obat, tekanan darah Trisno mencapai 240/130 mmHg, sedangkan Endang 205/120.

Dengan obat antihipertensi generik, tensi pria kelahiran Wonosobo dan wanita asal Purwokerto, Jawa Tengah, ini turun ke angka 160/100 mmHg saja. Meski pengusaha mebel itu sudah berobat ke mana-mana dan berbagai tanaman obat telah dicoba, hasilnya tetap sama.

Pada awal Januari lalu, seorang pelanggan mereka menganjurkan untuk minum perasan air labu siam. Resepnya, satu labu siam segar diparut, lalu diperas dan air perasannya diminum setiap pagi dan sore.

Setelah lima hari, tekanan darah mereka turun menjadi 140/80 mmHg. Hingga kini, keluhan gangguan hipertensi, seperti sakit di belakang leher, sering pusing, dan merasa lemas tak pernah lagi mereka alami. "Dokter hanya memberikan 2 x 1/2 tablet captopril 25 mg per hari untuk menjaga agar tensi kami tidak naik lagi," kata Trisno.

Siapa tak kenal labu siam? Dalam kehidupan sehari-hari, labu siam dikenal sebagai sayuran buah yang menyehatkan. Buahnya bisa dimasak sayur lodeh, oseng-oseng, atau sayur asam. Pucuk batang dan daun mudanya biasa dibuat lalap sebagai teman makan nasi.

Di Meksiko, umbi yang berumur setahun dijadikan makanan lezat setelah direbus. Tak heran, tanaman yang di Jawa Tengah dikenal sebagai labu jipang, manisah (Jawa Timur), waluh siam (Jawa Barat), dan di dunia internasional biasa disebut chayote ini dijadikan cadangan pangan bagi penduduk Meksiko.

Tumbuhan ini ditanam orang di ladang atau di halaman rumah. Tumbuhan bernama Latin Sechium edule reinw ini batangnya menjalar dan melilit sehingga perlu ditanam berdekatan dengan pohon lain atau disediakan punjung-punjung agar batangnya dapat melilit. Tanaman ini asli Amerika Selatan, daunnya berbentuk lekuk tangan, sedangkan buahnya berbentuk genta.

Efek diuretik
Menurut Sudarman Mardisiswojo dalam buku Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, tanaman yang di Manado bernama ketimun jepang ini, buahnya mengandung vitamin A, B, C, niasin, dan sedikit albuminoid. Karena bersifat dingin, jika dimakan terasa sejuk dan dingin di perut.

Dr Setiawan Dalimartha, Ketua II PDPKT (Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur), menyebut daging buahnya terdiri dari 90 persen air, 7,5 persen karbohidrat, 1 persen protein, 0,6 persen serat, 0,2 persen abu, dan 0,1 persen lemak. Juga mengandung sekitar 20 mg kalsium, 25 mg fosfor, 100 mg kalium, 0,3 mg zat besi, 2 mg natrium, serta beberapa zat kimia yang berkhasiat obat.

"Buahnya mengandung zat saponin, alkaloid, dan tannin. Daunnya mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol," kata Dr Setiawan.

Dalam buku Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, Sudarman hanya menjelaskan bahwa buah tanaman ini baik untuk menyembuhkan gangguan sariawan, panas dalam, serta menurunkan demam pada anak-anak karena mengandung banyak air.

Maksudnya, tidak ada penjelasan kandungan mana yang bisa meredakan darah tinggi.
Dr Setiawan menduga, selain bersifat diuretik (peluruh air seni), kandungan alkoloidnya juga bisa membuka pembuluh darah yang tersumbat. Oleh sebab itulah, labu siam bisa menurunkan darah tinggi.

Seperti diketahui, melalui air seni yang banyak terbuang akibat sifat diuretik dari labu siam, kandungan garam di dalam darah pun ikut berkurang. Berkurangnya kadar garam yang bersifat menyerap atau menahan air ini akan meringankan kerja jantung dalam memompa darah sehingga tekanan darah akan menurun.

Sementara itu, R Broto Sudibyo, Ketua Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional Yogyakarta, menyarankan pasien dengan gangguan asam urat di Klinik Obat Tradisional RS Bethesda, Yogyakarta, mengonsumsi labu siam. Menurut dia, air labu siam memiliki efek diuretik yang baik sehingga melancarkan buang air kecil. Dengan begitu, kelebihan asam urat bisa segera dikeluarkan dari dalam tubuh.

Selain penderita asam urat, R Broto menjelaskan, penderita kencing manis juga cocok mengonsumsi labu siam yang telah dikukus. Kandungan patinya mengenyangkan sehingga penderita diabetes melitus tak lagi mengonsumsi makanan pokok secara berlebihan.

Namun, R Broto mengingatkan, ramuan labu siam tak cocok diberikan kepada penderita rematik lantaran sifat dinginnya malah memicu munculnya gejala sakit.
@ Hendra Priantono

Rabu, 08 September 2010

Makan Berlebihan Saat Lebaran Bisa Datangkan Penyakit

Lucky Savitri





18/09/2009 17:44 | Info Kesehatan
Liputan6.com, Yogyakarta: Makan yang berlebihan saat Lebaran bisa menimbulkan penyakit. "Penyakit yang sering muncul akibat makan yang tidak terkendali adalah gangguan pencernaan, seperti mag dan diare. Hal ini disebabkan makan yang mendadak mengakibatkan perut kaget," kata ahli penyakit dalam Asri Medical Center Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Agus Widiyatmoko, Jumat (18/9), seperti dilansir ANTARA.

Menurut Agus, kondisi itu bisa terjadi karena selama puasa perut mencerna makanan sedikit demi sedikit, namun ketika Lebaran tiba-tiba lambung langsung diberi banyak makanan untuk dicerna.

"Selain mag dan diare, yang juga perlu diwaspadai adalah penyakit diabetes terutama bagi orang-orang yang mempunyai riwayat penyakit tersebut. Jika tidak bijaksana dalam mengatur makanannya, akan terjadi peningkatan kadar gula darah yang tidak diinginkan," jelasnya.

Agus mengatakan ketika Lebaran akan banyak makanan terutama yang manis dan berlemak. Makanan manis yang berasal dari karbohidrat sederhana akan mudah diserap tubuh. "Hal itu akan memacu insulin naik. Jika insulin naik kemudian aktivitas fisik berkurang, akan menyebabkan penimbunan lemak, sehingga tubuh akan penuh lemak."

Lemak yang menumpuk akan menjadi promotor atau pemicu lemak-lemak jahat, sehingga menurut Agus, konsumsi gula dan lemak berlebihan akan membuat tubuh menjadi tempat penimbunan lemak. Oleh karena itu, setiap orang harus bisa mengatur pola makan masing-masing dan pola hidup sehat.

Berpola hidup sehat adalah dengan menyayangi tubuh, menjaga kesehatan, dan mengatur pola makan, karena kesehatan setiap orang tergantung orang itu sendiri. Menurut Agus, saat Lebaran lebih baik menyertakan menu sayuran dan buah-buahan karena mengandung karbohidrat dan gula alami.

"Dengan konsumsi gula dan lemak yang seimbang, karbohidrat yang baik, kemudian mengatur kadar gula tidak meningkat, tidak perlu khawatir terhadap penyakit yang ditimbulkan dari makan berlebihan pada saat Lebaran," katanya.(LUC)